KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP MOKO SEBAGAI MAS KAWIN (BELIS) PADA PERKAWINAN ADAT MASYARAKAT ALOR
Main Article Content
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui aspek-aspek matematika yang terkandung dalam moko sebagai mas kawin di Alor (2) mengetahui sejarah serta makna penggunaan moko sebagai mas kawin di Alor. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Alor yang mana diwakili oleh 2 orang warga yang merupakan tua adat. Objek dalam penelitian ini adalah sejarah dan makna moko, aspek-aspek matematika yang terkandung dalam moko tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) sejarah penggunaan moko sebagai belis di masyarakat alor berasal dari budaya Dongson yang berpusat di Vietnam Utara. Penggunaan moko sebagai belis dalam kehidupan masyarakat Alor adalah sebagai tradisi nenek moyang yang telah melakukan sumpah dan komitmen sebagai mahar atau mas kawin. Makna Penggunaan moko sebagai Belis adalah sebagai sakralitas perkawinan, sosial, identitas masyarakat Alor, konservasi. (2) Aspek-aspek matematika yang terkandung dalam moko sebagai belis di masyarakat alor adalah menghitung, mengukur, mendesain, locating dan playing. Ditemukan konsep-konsep matematika sebagai pola dalam membuat moko. Konsep matematika yang terkandung dalam moko adalah tabung, lingkarang, belah ketupat. Hal ini menunjukan bahwa matematika tumbuh dan berkembang dalam keteraturan adat masyarakat tertentu yang disebut dengan istilah etnomatematika. Konsep matematika pada moko dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan juga untuk memperkenalkan budaya, diharapkan juga cara penerapan proses pembelajaran berbasis budaya.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.