PARADIGMA HIDUP BERSAMA RISIKO BANJIR (RUMAH PANGGUNG MALAKA)

Isi Artikel Utama

Yulius Patrisius Kau Suni
Agustinus Haryanto Pattiraja
Goldelfridus Alberto Abani

Abstrak

Tulisan ini mengkaji budaya coping masyarakat di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam merespons banjir tahunan melalui praktik konstruksi rumah panggung. Meskipun terbukti tangguh terhadap banjir, rumah panggung belum menjadi pilihan utama dalam kebijakan perumahan dan pembangunan infrastruktur publik. Pendekatan ini tidak dimaksudkan sebagai solusi tunggal dalam pengurangan risiko banjir, melainkan sebagai bagian dari pendekatan hidup berdampingan dengan risiko bencana (living with disaster), sebagaimana dianjurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Studi ini menyoroti bahwa banjir merupakan fenomena kompleks yang disebabkan oleh faktor alam dan antropogenik, serta diperburuk oleh perubahan iklim. Berdasarkan kajian literatur dan observasi lapangan, ditemukan bahwa rumah panggung lokal yang terbuat dari kayu dan daun gewang memiliki keunggulan eko-arsitektural yang mendukung adaptasi lingkungan. Walaupun masyarakat mulai mengadopsi model rumah panggung yang dimodifikasi, lembaga pemerintah masih mendirikan bangunan konvensional yang kurang adaptif terhadap risiko banjir. Oleh karena itu, diperlukan dukungan kebijakan yang berpihak untuk melestarikan dan mengembangkan budaya coping ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan risiko bencana yang berkelanjutan.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Rincian Artikel

Bagian
Articles